Notification

×

Iklan

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Indeks Berita

Sesungguhnya Keselamatan dari Pada-Nya Dekat Pada Orang-orang yang Takut Akan Dia

Kamis, 25 Juni 2020 | 11:28 WIB Last Updated 2021-03-29T02:58:50Z
Ilustrasi by iKatolik.com
Infopemuda.id -  Setelah Tuhan memberi kesempatan kepada Israel untuk kembali ke negerinya, keadaan mereka berangsur-angsur pulih. Mereka bersyukur. Tuhan telah berkenan kepada tanah-Nya, yang juga menunjuk perkenan-Nya kepada umat yang hidup di atas tanah milik-Nya itu.

Tuhan telah memulihkan keadaan "Yakub." Pemulihan itu terjadi, karena Tuhan sudah mengampuni kesalahan dan dosa umat-Nya. Tuhan tidak lagi murka kepada umat-Nya (Mzm. 85:2-4).

Namun keadaan belum pulih total seperti yang diharapkan. Orang Israel mengeluhkan hal ini. Pemulihan itu terasa mandeg, jalan di tempat. Mereka masih merasakan penderitaan. Kasih setia Tuhan seperti berhenti. Apa sebabnya?


Apakah Tuhan masih menyimpan kemarahan-Nya atas mereka? Jika demikian halnya, mereka memohon agar Tuhan menghentikan murka-Nya dan meniadakan sakit hati-Nya. Lebih dari pada itu, mereka memohon agar Tuhan "menghidupkan kembali" umat-Nya. Secara positif umat memohon agar Tuhan memulihkan kasih setia dan keselamatan-Nya kepada umat (Mzm. 85:5-8).

Pada akhirnya umat Israel meyakini bahwa Allah pasti akan memulihkan mereka. Yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya adalah damai dan bukan hidup tanpa pengharapan.

Allah akan memberikan damai-Nya kepada orang yang dikasihi-Nya. Siapa yang dimaksud dengan orang yang dikasihi-Nya? Orang "yang tidak kembali kepada jalan kebodohan" (Mzm. 85:9). Yakni orang-orang yang hidup takut akan Dia. Allah yang imanen dekat dengan orang-orang yang takut akan Dia. Allah akan memberi pemulihan yang sempurna.

Pemulihan yang sempurna itu di formulasikan dalam Mazmur 85:11-13: Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.

Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Pemulihan yang sempurna itu bukan saja bersifat vertikal; antara "bumi" dan "langit" atau antara manusia dan Allah. Namun juga bersifat horizontal, yakni perdamaian di antara umat Tuhan.

Ada hubungan yang erat antara pemulihan hubungan Tuhan dengan umat-Nya dan pemulihan hubungan antara umat dan sesamanya. Artinya: pengampunan dan kasih setia Tuhan mendorong umat untuk hidup berdamai dan saling memulihkan.

Itulah sebuah proses menuju pemulihan yang lebih sempurna. Karena itu semua orang didorong untuk mengikuti jejak kasih Allah ini: hidup berdamai, saling mengampuni, serta memberlakukan kasih dan keadilan.

Pemulihan hubungan vertikal yang tidak diikuti pemulihan hubungan horisontal akan menodai ibadah-ibadah dan doa kita kepada Tuhan. Kita hanya akan meramaikan gereja dengan ritual tapi kehilangan kasih. Inilah yang menciderai wajah gereja dari masa ke masa.

Kita “mencari jiwa” (memenangkan jiwa) bukan untuk Tuhan tapi untuk gereja. Iman dan perilaku baik kita di bawah rata-rata karena kita mudah terjerumus pada materialisme, superioritas, dan kesalehan semu. Padahal Tuhan memberi standari iman yang tinggi untuk kita hidupi. “Kuduslah kamu sebab Aku kudus,” demikian dikatakan Yesus.

Dampak lain dari minimnya kasih kepada sesama, kita selalu merasa benar. Jika tersinggung atau tidak terpuaskan mudah sekali beralih ke gereja lain. Mudah merasa puas dan selalu mengumbar jasa-jasanya dalam pelayanan.


Jika dikritik akan bereaksi keras. Keagungan Kristus tersingkir dengan pertengkaran-pertengkaran yang selalu terjadi. Segi-segi hidup yang tidak patut seperti kebohongan dan mencari-cari alasan untuk pembenaran diri dilakukan sebagai hal biasa.

Pemulihan Allah dimulai dari hubungan yang benar dengan Allah lalu diaplikasikan dalam hubungan yang baik dengan sesama. Ayat-ayat berikut ini menjadi landasan bagi kita untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang nyata bagi sesama.

Kita harus memberi dengan murah hati (2 Kor 8:7), berbicara dengan jujur (Ef 4:25), bekerja dengan rajin (2 Tes 3:12), menderita dengan sabar (Yak 5:7-8), berinteraksi dengan damai (Rm 12:18), beribadah dengan teratur (Ibr 10:25), mengampuni dengan tuntas (Ef 4:32), berpikir dengan positif (Flp 4:8), mengasihi dengan tulus (Ef 4:32), memilih dengan bijak (Ef 5:15), hidup dengan tenang (1 Tes 4:11). Keselamatan yang dari Tuhan akan dekat kepada mereka yang berusaha hidup dengan sikap-sikap kudus tersebut.

Mazmur 85:10
Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita.

Sahabat pemuda, yang suka menulis dan tulisanya ingin dimuat di media infopemuda.id, silahkan komen dibawah ini atau kirim tulisannya di wa 081343429565. GBU🙏
×
Berita Terbaru Update
               
         
close