Notification

×

Iklan

Iklan

A D V E R T I S E M E N T

Indeks Berita

APAKAH BAPER ITU BOLEH? APAKAH BAPER DIPERLUKAN?

Kamis, 25 Maret 2021 | 18:10 WIB Last Updated 2021-03-29T17:39:58Z

Ilustrasi

InfoPemuda.id, Artikel Baper - “BaPer” salah satu istilah yang akrab di telinga anak muda dan tanpa disadari banyak oleh umat Tuhan. BaPer sebenarnya adalah singkatan dari “Bawa Perasaan” atau perasaan terbawa, istilah yang digunakan terutama oleh anak muda untuk menyatakan keadaan dimana seseorang menganggap serius atau hal sepele dengan berlebihan memakai perasaan atau memaknai masalah kecil dengan berlebihan.


Sedangkan, Menurut Kitab Gaul Anak Muda, BaPer ialah semacam Perasaan Yang Datang Beroperasi TIDAK sengaja Dan Bila dilanjutkan can menimbulkan komplikasi Berkelanjutan (Kitab Gaul, diakses PADA Maret 2017).


Terbawa Perasaan (BaPer) adalah respon alamiah (normal) yang bisa muncul dalam perasaan siapa saja, namun akan mulai berkembang menjadi sesuatu (yang negatif) ”jika dibiarkan berlama-lama, kemudian ditindak lanjuti dengan sikap keliru dan tidak segera dibereskan dengan bijak.


Beberapa orang termasuk rentan atau mudah terbawa perasaan, sementara yang lain lebih cuek dan kurang peka. Most orang yang mudah terbawa perasaan perasaan bahwa mereka yang terlalu serius memikirkan sesuatu, orang yang perasa/sensitif, mereka yang memiliki pengalaman terkait traumatik, sering dilukai dan belum pulih . Namun pada semua orang yang memiliki potensi untuk terbawa perasaan yang negatif dapat menjaga hati/perasaan.


Beberapa contoh dalam Alkitab yang bisa menjadi pelajaran:


Kain terhadap Habel (Kejadian 4: 1-16)

Saat Tuhan lebih mengindahkan persembahan Habel, Kain menjadi perasaan tersinggung sampai mengambil tindakan membunuhnya Habel.


Saul terhadap Daud (1 Samuel 18: 7-8)

Perasaan dan suasana hati Saul menjadi tidak nyaman saat rakyat yakin dan yakin akan kehebatan Daud dalam mengalahkan musuh bangsa Israel (perkataan rakyat menyebalkan hati Saul). Ia tidak segera membereskan perasaannya dan justru terjebak dalam iri hati dan kemarahan, pada akhirnya Saul kehilangan perkenanan Tuhan.


Ahitofel ( 2 Samuel 17:23)

Seorang firasat raja Israel, ia menjadi tersinggung saat nasihatnya tidak diterima oleh raja bahkan sampai memutuskan untuk bunuh diri.


Murid-murid Yesus (Lukas 9: 51 - 58)

Murid-murid Tuhan Yesus pun tidak luput dari potensi perasaan terbawa karena suatu keadaan. Saat mereka ditolak di Samaria, Yakobus dan Yohanes merasa tersinggung dan marah hingga ingin menurunkan api untuk binasakan kota Samaria.


APAKAH BAPER ITU BOLEH? APAKAH BAPER DIPERLUKAN?


Tergantung! BaPer yang seperti apa? Ada BaPer yang positif dan ada BaPer yang negatif. Tentu saja BaPer yang negatif seperti contoh di atas yang tidak diperlukan dan justru harus dihindari. Beberapa bahaya dari sifat mudah BaPer negatif yang tidak disikapi dengan bijak:


Merugikan diri sendiri (selalu merasa diri tersakiti),


Mempengaruhi hubungan dengan orang lain (tidak banyak yang mau A, teman atau teman dengan kita),


Mempengaruhi hubungan dengan Tuhan dan penggenapan rencana Tuhan dalam hidup kita dan hidup orang lain melalui kita,


Merugikan Tuhan dan kepentingan kerajaan Allah karena sifat BaPer,


Mempengaruhi pertumbuhan rohani dan pemulihan jiwa.

 

BaPer yang positif sangat diperlukan dan sudah seharusnya kita punya. BaPer positif yaitu kita mudah tersentuh, peka, sensitif dan cepat berespon (positif) Firman Tuhan, Teguran Tuhan, Kerinduan Tuhan,


Pertolongan Tuhan dan hal-hal dari Tuhan . Tidak hanya sampai pada perasaan namun juga pikiran, perkataan dan tindakan hidup sehari-hari. BaPer Positif akan membuat kita:


Mudah ditegur oleh Tuhan, mudah dibentuk, peka dengan apa yang mendukakan hati Tuhan (2 Korintus 7:10)


Mudah mengintrospeksi diri dan bertobat


Mengalami pertobatan, perbaikan diri, perbaikan hubungan, peningkatan kualitas diri dan kerohanian, semakin taat dan menyenangkan hati Tuhan.

 

Jenis BaPer terakhir, sangat sering terjadi pada anak yang terkait dengan respon terhadap perlakuan, perhatian seseorang atau perhatian seseorang atau jenis dimana seseorang menjadi perasaan terbawa dalam memaknai sikap lawan jenisnya. Hal ini sebenarnya sangat alamiah dan umum terjadi, namun tidak sedikit anak Tuhan yang patah hati, berkonflik dan menjadi renggang dalam hubungan karena perasaan BaPer ini.


Saat ia salah menafsirkan sikap lawan jenis, kemudian terluka karena perasaannya tidak berbalas. Bagi anak muda yang cepat atau mudah merasa spesial dengan perlakuan lawan jenis.


Kadangkala memang perasaan terbawa yang bisa saja muncul dan tidak terelakkan namun kita harus segera mengendalikan dan menindak-lanjuti dengan pilihan yang tepat yang sesuai dengan Firman Tuhan .


“ KAMI MENAWAN SEGALA PIKIRAN DAN MENAKLUKKANNYA KEPADA KRISTUS ”.

2 KORINTUS 10: 5B


“ KARENA ITU KUASAILAH DIRIMU DAN JADILAH TENANG, YAYASAN KAMU DAPAT BERDOA .”

1 PETRUS 4: 7B


——————————————————————————————————


Beberapa langkah yang dapat diambil untuk pulih dan menang dari sifat mudah terbawa perasaan (BaPer) yang negatif:


Kenali kelemahan, kecenderungan diri (sifat mudah BaPer yang negatif), akui dihadapan Tuhan, mohon pengampunan dan pemulihan.


Mau inai dengan Tuhan untuk berubah lewat pemesanan, tunturan dan ketaatan pada firman Tuhan.


Kenakan pikiran dan perasaan Kristus (Filipi 2: 5-7) dengan berpatokan pada prinsip “apa yang akan Yesus mulai dan lakukan” untuk segala sesuatu yang sedang berada. Mengubah cara pandang terhadap apapun dengan menggunakan standar Firman Tuhan.


Kendalikan perasaan! Kita yg harus menguasai perasaan bukan sebaliknya. Perasaan, sikap / isi hati, pilihan cara kita makan perasaan kita akan mempengaruhi perjalanan kita! (Amsal 4:23, 2 Korintus 10: 5).


Minta pertolongan Roh Kudus dalam menyikapi segala sesuatu


Jadilah orang yang tetap positif bahkan di saat kita mengucapkan maksud jahat orang lain. Ikan tidak berubah menjadi asin walaupun ia hidup di laut yang asin.


Terkait BaPer dengan lawan jenis, adalah lebih baik agar kita jangan terburu-buru merasa spesial dengan perlakuan sesorang. Tetap menyatakan positif sebagai teman dan saudara seiman sampai orang tersebut (pria) menyatakan perasaan cintanya dan sampai seorang wanita memberikan respon positif dan menerima cinta.


Dikutip dan dikembangkan dari sumber: percayasaja.com

×
Berita Terbaru Update
               
         
close