![]() |
Ilustrasi |
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." - Amsal 4:23 (TB)
Hati kita, dalam konteks Alkitab, bukanlah sekadar organ pemompa darah. Ia adalah pusat dari keberadaan kita tempat di mana pikiran, emosi, kemauan, dan kerohanian kita berakar. Ia adalah "ruang kendali" dari mana segala sesuatu yang kita lakukan dan katakan berasal.
Bayangkan hati kita sebagai sebuah kolam air yang jernih. Ketika airnya jernih, kita bisa melihat dasarnya, memantulkan langit di atasnya, dan sumber kehidupan di sekitarnya bisa mengambil manfaat dari kejernihannya. Namun, apa yang terjadi ketika kolam itu keruh?
Kekeruhan dalam Hati
Hati bisa menjadi keruh karena berbagai alasan:
Dendam dan Kepahitan: Ketika kita menyimpan sakit hati, dendam, atau kepahitan terhadap orang lain, serpihan emosi negatif ini mengendap dan mengaduk-aduk kejernihan hati kita. Kita tidak lagi bisa melihat kasih karunia Tuhan dengan jelas.
Kekhawatiran yang Berlebihan: Kecemasan dan kekhawatiran tentang masa depan atau masalah hidup dapat menjadi lumpur yang mengotori kolam hati. Ini mencerminkan kurangnya kepercayaan penuh pada pemeliharaan Allah.
Dosa yang Disimpan: Dosa yang kita pelihara dan sembunyikan ibarat kotoran yang terus-menerus dibuang ke dalam kolam. Dosa ini meracuni kedamaian dan sukacita yang seharusnya kita miliki.
Dampak Hati yang Keruh
Ayat Amsal 4:23 mengingatkan kita bahwa dari hati kita "terpancar kehidupan". Artinya, apa pun kondisi hati kita, itulah yang akan terpancar keluar dalam kata-kata, tindakan, dan hubungan kita.
Jika hati kita keruh oleh kemarahan, yang terpancar adalah kata-kata yang menyakitkan.
Jika hati kita keruh oleh kecemasan, yang terpancar adalah ketidaktenangan dan kesulitan untuk beristirahat.
Jika hati kita keruh oleh iri hati, yang terpancar adalah ketidakmampuan untuk bersukacita atas berkat orang lain.
Intinya, hati yang keruh akan memancarkan kehidupan yang keruh, jauh dari kehidupan berkelimpahan yang Kristus janjikan.
Menjaga Kejernihan Hati
Lalu, bagaimana kita menjaga hati kita agar tetap jernih, seperti yang diperintahkan Amsal: "...dengan segala kewaspadaan"?
Pengakuan dan Pertobatan: Langkah pertama adalah secara teratur membawa kekeruhan hati kita di hadapan Tuhan. Mengakui dosa, melepaskan dendam, dan bertobat adalah proses "menguras dan membersihkan" kolam hati kita. Darah Yesus adalah pembersih yang paling ampuh.
Memenuhi dengan Firman Tuhan: Air yang keruh akan tetap keruh kecuali kita terus menambahkan air yang bersih. Memenuhi hati dan pikiran kita dengan Firman Tuhan adalah cara kita memasukkan "air kehidupan" yang segar dan murni.
Fokus pada Kebenaran: Rasul Paulus mengajarkan, "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan atau patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). Dengan mengarahkan pikiran kita pada hal-hal yang baik, kita secara aktif menolak lumpur kekhawatiran dan kepahitan.
Penutup
Saudara-saudari yang terkasih, keruhnya hati tidak terjadi dalam semalam; ia terjadi karena kurangnya kewaspadaan harian. Mari kita hari ini berkomitmen untuk lebih serius menjaga "ruang kendali" hidup kita. Jangan biarkan kekecewaan, kepahitan, atau dosa mengaduk-aduk kedamaian yang telah Kristus berikan.
Biarlah hati kita menjadi kolam yang jernih, di mana kita dapat dengan jelas melihat refleksi wajah Tuhan, dan dari mana memancar air kehidupan, membawa berkat bagi setiap orang yang kita jumpai.
Pertanyaan untuk Refleksi:
Apa yang saat ini paling mengotori atau mengeruhkan hati saya?
Langkah praktis apa yang dapat saya ambil hari ini untuk "menguras" kekeruhan itu dan mengisinya dengan Firman dan kasih karunia Tuhan?
Doa Singkat:
Tuhan Yesus, terima kasih atas anugerah-Mu. Kami mengakui bahwa seringkali kami membiarkan hati kami keruh. Ampuni kami atas kepahitan dan kekhawatiran yang kami simpan. Bersihkanlah hati kami dengan darah-Mu yang kudus. Tolong kami ya Roh Kudus, agar dengan segala kewaspadaan, kami menjaganya tetap jernih, sehingga kehidupan yang terpancar dari kami sungguh-sungguh memuliakan nama-Mu. Amin.